Iring setiap langkah dengan doa. That's my motto.
Seberapa jauh ku berjalan mengarungi samudera kehidupan yang penuh dengan rintangan gelombang ombak yang tak ayal akan selalu menghampiriku, seolah menghadang dan menguji ketangguhan jiwa, namun dengan iringan doa, aku yakin dapat melewati setiap gelombang yang menggumpal, karena kekua
00.55

Segenap Asa ku Tercapai Jua

Membahagiakan orang tua adalah keinginan terbesarku, dan aku yakin semua anak pasti ingin melakukan hal yang sama untuk kedua orang tua yang sangat mereka sayangi. Terkadang aku iri dengan orang-orang sukses yang berhasil membahagiakan dan membuat bangga orang tua mereka. Aku ingin seperti orang-orang itu. Aku ingin membuat mereka menangis untukku. menangis untuk menyaksikan keberhasilanku. Menangis karena kebahagiannya, bukan karena kesedihannya.
Sampai suatu waktu....
Aku membaca sebuah surat dari IPB. Perlahan kubuka surat itu, dan ternyata isinya adalah pemberitahuan lomba. Lomba Nasyid, ALAMANDA(Ajang Pemilihan Siswa dan Mahasiswi Teladan se-Jawa), Story Telling dn serentetan lomba lainnya.
Mengapa tidak aku mencoba mengikuti salah satu dari lomba itu??, begitulah yang ada dibenakku saat itu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti lomba Alamanda. Toh, jika aku tidak menang pun ini akan menjadi sebuah pengalaman. Ya, aku memang tidak terlalu mengharapkan untuk menjadi Juara. Saat itu niatku adalah untuk menambah pengalaman, pengalaman hidup yang mungkin hanya kurasakan satu kali seumur hidup. Akhirnya ku persiapkan segala persyaratan hyang dibutuhkan, mulai dari membuat CV, fotocopy kartu pelajar hingga artikel yang akan menjadi bahan untuk penyeleksian.
Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar dari panitia lomba bahwa aku lolos tahap I. Dan harus mengikuti tahap final.
Kuberitahukan kabar itu kepada orang tuaku, dan ternyata mereka sangat berharap aku memenangkan lomba ini. Jujur, ini adalah kali pertama aku mengikuti lomba semacam ini. Dan sempat pesimis untuk sesaat, namun tatapan penuh harapan kedua orang tuaku membuatku tersadar bahawa ini adalah kesempatan yang tidak boleh aku sia-siakan. Aku harus berusaha agar dapat membahagikan mereka.
Akhirnya aku pun mengikuti tahap final, mulai dari Talent Show,Interview dengan dosen hingga Presentasi dari Essai yang telah ku buat. Lagi-lagi aku mulai dihantui virus yang bernama "pesimis". Entah mengapa rasa itu datang lagi dan menyusup dengan halus ke dalam diriku. aku tak yakin dapat mewujudkan harapan orang tuaku. Namun, betapa terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa aku mendapat Juara. Aku tak kuasa melihat mereka tampak begitu bahagia mendengarnya. Aku ingin memeluk mereka, tapi aku malu. He...he..
Mungkin apa yang kucapai tidaklah seberapa. Namun, aku tidak bisa memungkiri bahwa aku merasakan sebuah rasa yang entah apa namanya.
Aku senang dapat melihat orang tuaku meneteskan air mata, air mata kebahagiaan.
Dan air mata itu mereka teteskan untukku...
Indahnya...
Sungguh air mata itu yang selama ini aku inginkan.
Terima kasih Ya Allah......